V I C K Y's blog! welcome :)

Wednesday, July 20, 2016

STORY NO. 3: Love Surely is

People.. Again.. Are trying so hard to believe in what they want to. To see what they want to. To fit in where they supposed to. But sometimes they just don't ever think about those possibilities when they merely a human too.

People.. Yes.. Again. Hold onto memories which come for every second their lives could be. When life comes to the inevitably hard and being so cruel, they're just being too immature to face it.

I'm just too ashamed to declare that I'm clearly a part of that society. I always think that someone gets to be what they wanna be.. But every single part of that wishes merely being.. Wishes. Even we couldn't think straight of the fact that we'll be gone eventually. Being a piece of dust that not even worth to be kept. Dust hurts your eyes, and you need your eyes to see things that you'll believe in.


Couldn't it be any worse? Cause life goes too painful sometimes. Even my body couldn't bear with it. And heart being painfully aching. And I just can't handle it.

...

Karna faktanya 'dia' meninggalkanku. Karna faktanya semakin sedikit jejakku di hidup'nya'.
Aku hampir menyerah. Aku hampir menyerah bertahan.
Aku hampir menyerah untuk kembali mencoba mempertahankan sisa bahagia.
Aku hampir menyerah mempertahankan segala cinta yang kami bangun berdua.

Kenangan yang lama kembali muncul. Ketakutan akan kebencian atas kenangan lama kembali datang. Aku takut.
...
Saat itu, aku adalah wanita yang paling bahagia. Sejujurnya, saat pertama bertemu dengannya, aku sudah sangat bahagia. Memang ketika aku bertemu dengannya, aku dalam keadaan yang rapuh, kosong, tanpa ada pena yang mampu membubuhkan tulisan kepada kertas putih kehidupanku. Saat itu, aku masih berusia 19 tahun. Sendirian, dan aku belum merasa perlu untuk mencintai seseorang. Aku tau belum waktuku, belum masaku.
Aku melihat 'dia'.
'dia' tersenyum.
'dia' mengulurkan tangannya.
'dia' menyebutkan namanya.
Seketika aku melihat masa depan, dan jalan untuk keluar dari gelap.
(TBC-)
...

Tuesday, July 12, 2016

STORY NO. 2: 'Dia' yang Sulit 'Tuk Diraih pt. 1

July 12, 2016



Akhirnya hari ini aku bertemu dengan 'dia'. Setelah sekian lama aku menahan rindu, menahan sakit karena sulit untuk bertemu, akhirnya aku melihat wajah 'dia'. 

'dia' tampan seperti biasanya,
'dia' memperlakukanku dengan sempurna seperti biasanya,
dan aku mencintainya seperti yang seharusnya.

Aku merindukan 'dia', sangat.

Seperti biasa aku dan 'dia' menyusuri rindu kami, berdua, berusaha mengganti waktu yang terbuang karena tidak bersama, dan aku bahagia. Aku sangat bahagia.

Aku hari ini melihat'nya' tertawa,
'dia' tertawa karena candaan yang biasa ada. Jika tawa seorang anak adalah obat terbaik untuk seorang ibu, untuk sekarang.. Tawanya menggantikan itu.. Dan aku bahagia membuat'nya' tertawa. 

.
.
.
.

'dia' hari ini semakin dekat denganku, 'dia' membuka lagi hal yang tidak pernah aku dengar. 'dia' berusaha menjelaskan dengan cerita'nya'. Tidak sulit untuk mengerti tentang 'dia', karena sudah cukup lama aku bersama'nya'. Mengartikan apa yang 'dia' rasakan bukan hal yang sulit lagi untuk dilakukan. 'dia' berusaha memasukkan lagi aku ke hidup'nya'. 'dia' berusaha mengingatkan kepada 'dirinya' sendiri bahwa aku adalah bagian dari 'dia'. Dan aku bahagia..

Hari ini 'dia' menangis.. Aku melihat air mata membasahi pipi'nya'. 2 kali. Aku melihat telinga'nya' memerah, urat leher'nya' menengang, dan tangan'nya' menggenggam.

Aku melihat kekecewaan.. dan penyesalan.

'dia' yang sulit 'tuk diraih, kecewa kepada 'dirinya' sendiri, akan apa yang tidak bisa 'dia' lakukan, atas apa yang 'dia' tidak bisa perjuangkan.


'dia' yang sulit 'tuk diraih, menyesal. Menyesal untuk membuat kekecewaan yang mendalam, bagi 'dia' sendiri, dan bagiku. 'dia' mengerti luka dan perih yang aku alami, 'dia' mengerti derita yang aku jalani. 'dia' mengerti betapa sakitnya berjalan sendiri. 'dia' menyesal karena keterbatasan yang sampai saat ini masih menghantui.

Tapi aku bahagia.. karena aku mencintai 'dia'. Aku rela untuk bersama'nya'. Aku merasa mampu untuk berjalan bersama meskipun dengan segala keterbatasan'nya'. Karena aku mencintai 'dia'..

Tapi dia semakin sulit 'tuk diraih. 'dia' berjalan terlalu cepat, 'dia' menyeka angin yang terlalu kuat untuk aku hadapi. 'dia' semakin sulit 'tuk diraih..

..dan aku terlalu egois untuk menyadari itu.

Kami berdua terluka, tetapi sulit untuk melepas'nya'.
Kami berdua terluka, tetapi sulit untuk meninggalkan'nya'.

..dan aku memilih untuk bersama 'dia'. Aku memilih untuk mendukung 'dia' di setiap langkahnya. Aku memilih untuk mengejar segala ketertinggalanku untuk berjalan bersama 'dia'.

.
.

Karena 'dia' berjanji untuk meraih tanganku..
'dia' berjanji untuk menarikku bersama 'dia'..
'dia' berjanji bahwa kami akhirnya akan bersama.

Dan aku bersumpah demi Tuhanku, aku akan menjadi bagian terbaik dalam hidup'nya', menjadi selimut terhangat untuk tempat'nya' berlindung, menjadi angin terbaik untuk 'dia' bernafas

..meskipun sulit untuk diraih, tapi aku mencintai'nya'.


------



Vicky Benita


Monday, July 11, 2016

STORY NO. 1

Finallyyyy, oh my God, finally aku bisa akses this account. (hashtag)proudOfMyself
Karna aku sangat amat butuh akun ini, bisa diaksesnya akun ini makes me really happy. That's why I decide to make daily post about the story of my self muehehehe

I was listening to this while writing this:

https://soundcloud.com/search?q=Bns%20gone%20not%20around%20any%20longer

(Couldn't copy the link, jadi search aja di soundcloud BNS Gone Not Around Any Longer, and find Rap Ber by  CX25 & Baby Vogue -yang originally sung by Sistar19 muehehehehe)


So....

Story No. 1

July 1, 2016

Menyakitkan.. Ya, itulah kata pertama yang muncul di benakku untuk mengekspresikan hari ini. Berkumpul bersama keluargaku membuat aku bahagia, benar.. Tapi ditutup dengan perasaan menyakitkan yang aku rasakam hari ini. Berjuta hal tentu saja telah aku jejalkan di kepalaku untuk mengalihkan luka. Tapi nyatanya tak bisa. Rasanya tetap menyakitkan.

Tidak layakkah aku?
Tidak cukup pantaskah aku?
Tidak patut lagikah aku?

Pertanyaan itu muncul lagi di kepalaku. Menggeser bahagia yang sudah kembali aku gapai, kembali aku capai. 

Menyakitkan, 
Menjadi kuat di depan orang lain itu menyakitkan.
Menjadi terlihat mampu di depan orang lain itu menyakitkan.
Menjadi orang lain itu menyakitkan.

Sempat terfikir akan mudah rasanya hidup ketika aku tidak harus 'menjadi'. Akan mudah rasanya berhenti berpura-pura, tapi rasa sakit baru akhirnya menghujam lagi.

Menyakitkan.

Sejujurnya berkumpul dengan keluargaku hari ini membuatku sangat bahagia. Kembali saling bercerita setelah terpisah jauh selama berbulan-bulan, lengkap, meringankan penat. Meski kembali aku masih harus tetap berpura-pura. 

Menjadi contoh yang baik bagi adik-adikku, tetap menjadi tujuanku. Menggeser sedikit ego untuk terlihat menjadi aku yang sebenarnya aku, childish, manja, lemah, tidak cukup daya untuk berdiri sendiri.

Kembali menjajaki masa kecilku bersama mereka membuat hatiku terasa damai, meski tanpa 'dia' disampingku.

Ku akui hampir setiap detik aku selalu memikirkan 'dia'
Mengingat cara 'dia' tertawa, cara 'dia' membuatku tertawa. Hanya bersama 'dia' lah aku merasa menjadi diri sendiri. Atau nyaris menjadi diri sendiri.

Memyakitkan.

Dan 'dia' lah yang membuat hariku terasa menyakitkan. 

Aku mencintainya, sungguh-sungguh tulus mencintainya. Membatalkan segala rencana yang sudah tersusun rapi, memupuskan impianku sendiri. Lucunya, hal itu tidak membuatku merasa hampa, aku masih bahagia.. Bersama 'dia'.

Namun akhirnya sampailah aku pada pertanyaan baru..

Sudah.. Tidak layakkah aku?
Sudah.. Tidak cukup pantaskah aku?
Sudah.. Tidak patut lagikah aku?

Aku tau 'dia' sudah mulai menyadari perubahan-perubahan dalam diriku.
Secara emosional, keadaan psikisku cepat sekali berubah tanpa aku bisa melakukan kontrol lagi terhadapnya
Secara fisik, aku juga sudah berubah, tidak seperti saat tahun pertama aku bersama 'dia'

Masalahpun tidak henti-hentinya muncul. Bahkan lebih banyak dibandingkan ketika aku berada jauh darinya.

Menyakitkan.

Ketakutan, itu yang aku rasakan. Aku sudah berjalan terlalu jauh. Meninggalkan asa yang membuatku rapuh.

Segala hal telah terhenti.
Dan tak ada kesempatan untuk kembali.
Menyakitkan.

Yang aku rasakan kini, sudah waktunya kah aku diganti? Aku ketakutan..

'dia' memulai ini dengan kebohongan,
Merobohkan tembok kepercayaan, dan masih berani menyerangku dengan kecurigaan yang aku berani bersumpah aku tidak lakukan. Puluhan orang menjadi saksi, Tuhanku menjadi saksi, keluargaku juga siap bersaksi. 

'dia' sudah mulai menyingkirkan aku dari dunianya, menyeka setiap tandaku dari dirinya,

Aku ini siapa?
Aku ada di bagian mana dalam hidupnya?
Aku ini apa dalam harinya?

Menyakitkan.

-first post ever, Story No. 1-

Vicky Benita